Jogja menjadi kota yang sarat dengan sejuta kenangan. Termasuk yang membuat kangen untuk datang lagi ke kota Jogja yaitu makanannya yang legendaris. Gudeg memang identik dengan kuliner legendaris dari Jogja, namun ternyata tak hanya itu. Masih ada banyak tempat makan legendaris di Jogja dengan menu-menu khasnya yang wajib dikunjungi dan dicoba ketika sedang berliburan di kota keraton ini. Cek daftarnye berikut ini.
Gudeg Yu Djum
Daftar pertama adalah Gudeg Yu Djum. Gudeg yang disajikan di sini tak ada kuahnya dengan citarasa cenderung manis. Gudeg Yu Djum memang menjadi tempat makan paling legendaris di Yogyakarta dengan banyak cabang di berbagai lokasi. Pusatnya sekaligus sebagai dapur berlokasi di Mbarek yang mulai melayani pengunjung dari jam 5 pagi. Pengunjung di sini dapat menyaksikan sendiri proses memasak secara tradisional dengan kayu bakar. Harga seporsi gudeg Yu Djum mulai dari Rp.15 ribu yang terdiri dari nasi, gudeg, krecek dan telur.
Sate Klathak Pak Pong
Dirintis oleh oleh Pak Zakiron yang lebih dikenal dengan nama Pak Pong. Tempat makan legendaris di Jogja ini telah ada dari tahun 1997. Tak seperti sate kebanyakan yang memanfaatkan tusuk bambu, sate klathak memakai jeruji besi. Potongan daging kambing ditusukkan ke jeruji besi lalu dibakar yang menimbulkan suara klatak-klatak ketika ditaburi garam. Kecuali Sate Klathak, tersedia pula Tongseng Daging Kambing, Gulai Daging Kambing, dan Kicik (daging kambing yang dimasak hingga tak berkuah). Pengunjung bisa meluncur ke Jalan Sultan Agung No 18 atau dekat Stadion Bantul.
Mangut Lele Dapur Asli Mbok Marto Ijoyo
Menu lele asap kuah santan pedas adalah kuliner favorit di tempat makan legendaris yang satu ini. Mbok Marto menjajakan mangut lele berkeliling dari tahun 1960an, lalu mulai menetap tahun 1989 di Sewon, Bantul. Pembeli langsung saja mengambil sendiri nasi dan lauk yang diinginkan di dapur. Dapur tersebut adalah tempat di mana Mbok Marto memasak menu-menu yang dijualnya sejak dahulu. Harga seporsi mangut lele di sini mulai dari RP.25 ribu. Warung makan ini pun menawarkan sajian tradisional lain diantaranya krecek, beragam menu sayur khas desa dan opor ayam kampung. B
Lupis Mbah Satinem
Mbah Satinem menjual lupis ini dari tahun 1963. Dengan menggunakan kertas cokelat dialasi daun pisang, lopis dan cenil disajikan kemudian disiram kuah gula merah kental. Harga lupis Mbah Satinem cukup murah, hanya Rp.10 ribu saja dengan porsi yang banyak. Di samping lopis , Mbah Satinem pun menjual tiwul dan gatot yang merupakan makanan tradisional yang dibuat dari singkong. Mbah Satinem menjajakan lopis dari jam setengah enam pagi dan menariknya, pembeli harus mengambil nomor antrian dulu. Biasanya jam 9 pagi, semua dagangan Mbah Satinem sudah ludes terjual. Dan hebatnya lagi, Mbah Satinem pun pernah masuk serial Street Food: Asia yang disiarkan oleh Netflix.
Lotek dan Gado-Gado Teteg Lempuyangan
Teteg adalah kosa kata bahasa Jawa yang artinya rel kereta api. Alamat tempat makan legendaris di Jogja ini persisnya di dekat Stasiun Lempuyangan. Saat berkunjung ke kedai ini pengunjung akan menjumpai cobek dengan ukuran raksasa. Kabarnya, satu cobek itu dapat membuat hingga 80 porsi lotek. Sayur lotek dalam cobek lalu ditambahkan saus kacang. Kedai makan yang telah buka dari tahun 1968 ini menyuguhkan lotek dengan porsi banyak. Di samping lotek, dijual pula menu gado-gado. Beda lotek dengan gado-gado meski sama-sama menggunakan sayur rebus dan saus kacang yaitu untuk bumbu lotek sangat terasa aroma kencur. Bumbu gado-gado biasanya dimasak lebih dulu.